
Top 3 Tekno Berita Hari Ini: Menanam di Sawah Saat Hujan Menurut Penyuluh, Petir
- by admin
Top 3 Tekno Berita Hari Ini dimulai dari topik tentang ramai reaksi atas foto Ketua DPR Puan Maharani menanam padi bersama petani saat hujan di Sleman, Yogyakarta, beberapa waktu lalu. Ini diawali dari cuitan mantan Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti yang mengatakan, “Biasanya petani menanam padi tidak hujan hujanan.”
Berita terpopuler selanjutnya tentang kebakaran tangki minyak Pertamina di kilang Cilacap, Sabtu malam, 13 November 2021, mengingatkan kejadian serupa di kilang minyak Balongan, Indramayu pada 29 Maret 2021. Selain menyimpulkan petir sebagai penyebab kebakaran, Pertamina juga mengklaim Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) melakukan revisi soal petir di Balongan.
Selain itu, Covid-19 varian AY.23 yang berasal dari Indonesia dilaporkan telah mendominasi di Singapura. Kabar tersebut disampaikan oleh Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin dalam acara virtual kesehatan, Sabtu, 13 November 2021, dan dia menjelaskan bahwa varian itu merupakan mutasi dari varian Delta asli B.1.617.2.
Berikut tiga berita terpopuler di kanal Tekno.
1. Puan dan Menanam di Sawah Saat Hujan, Ini Kata Penyuluh Petani Padi
Ramai reaksi atas foto Ketua DPR Puan Maharani menanam padi bersama petani saat hujan di Sleman, Yogyakarta, beberapa waktu lalu. Ini diawali dari cuitan mantan Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti yang mengatakan, “Biasanya petani menanam padi tidak hujan hujanan.”
Sebagian kalangan, termasuk netizen, yang membenarkan penilaian Susi Pudjiastuti menerangkan bahwa petani akan pergi saat hujan datang sebab petani takut tersambar petir. Tapi sebagian lain, termasuk relawan Puan, tak mempersoalkan dengan menyebut hujan adalah berkah untuk petani.
Menurut Tonny Saritua Purba, Penyuluh Swadaya Petani Padi Gogo Indonesia, juga sarjana pertanian dari IPB University, berada di lahan terbuka seperti di hamparan sawah memang berisiko saat terjadi hujan petir. Bukan hanya petani, dia mengatakan, semua orang pasti akan menghindarinya.
Tonny menolak terlibat dalam polemik berita foto Puan Maharani menanam padi hujan-hujanan. Dia hanya menerangkan bahwa semua petani dituntut harus paham dan bisa bersahabat dengan cuaca hujan karena, benar, hujan sangat dibutuhkan petani.
2. BMKG Bantah Revisi Data Petir di Kasus Kebakaran Kilang Balongan
Kebakaran tangki minyak Pertamina di kilang Cilacap, Sabtu malam, 13 November 2021, mengingatkan kejadian serupa di kilang minyak Balongan, Indramayu pada 29 Maret 2021. Selain menyimpulkan petir sebagai penyebab kebakaran, Pertamina juga mengklaim Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) melakukan revisi soal petir di Balongan.
“Tidak berubah, pada waktu kebakaran Balongan tidak ada petir di Balongan bahkan Indramayu,” kata Kepala Pusat Seismologi Teknik, Geofisika Potensial dan Tanda Waktu BMKG, Rahmat Triyono kepada TEMPO, Minggu 14 November 2021.
Menurut Rahmat, BMKG tidak pernah mengubah kesimpulan. “Bahwa tidak terjadi sambaran petir pada pukul 00.45 WIB saat terjadi kebakaran di kilang minyak Pertamina Balongan di Indramayu,” ujarnya.
Sebelumnya diberitakan TEMPO.CO, dalam rapat bersama Komisi Energi DPR, Rabu, 29 September 2021, Pertamina melaporkan hasil investigasi atas insiden kebakaran kilang Balongan. Pertamina menyatakan kebakaran disebabkan oleh petir. Awalnya petir membocorkan tangki berisi bahan bakar minyak, lalu petir berikutnya memicu kebakaran di tangki itu.
3. Menkes Sebut Covid-19 AY.23 di Singapura dari Indonesia, Pakar: Belum Tentu
Covid-19 varian AY.23 yang berasal dari Indonesia dilaporkan telah mendominasi di Singapura. Kabar tersebut disampaikan oleh Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin dalam acara virtual kesehatan, Sabtu, 13 November 2021, dan dia menjelaskan bahwa varian itu merupakan mutasi dari varian Delta asli B.1.617.2.
“Jadi varian Delta yang asli B.1.617.2 masuk ke Indonesia lalu bermutasi jadi AY.23 dan jadi subvarian yang dominan di Indonesia dan menyebar ke luar, salah satunya Singapura,” ujar dia, Sabtu.
Namun, Guru Besar Ilmu Biokimia dan Biologi Molekular Universitas Airlangga (Unair), Chairul Anwar Nidom, menyebutkan bahwa AY.23 yang kini menyebar di Singapura, belum pasti berasal dari Indonesia. “Jadi, varian itu belum tentu berasal dari Indonesia, karena ada beberapa hal,” katanya saat dihubungi, Senin, 15 November.
Menurut Nidom, motif mutasi protein spike dari isolat AY.23 asal Indonesia yang terbaru, yakni T19R, E156G, L452R, T478K, D614G, P681R, D950N, dan V1264L, serta hilangnya asam amino pada F157 dan R158. “Jadi tidak semua virus yang mirip di suatu negara berasal dari negara lain,” ujar Ketua Tim di Laboratoriun Profesor Nidom Foundation (PNF) itu. Simak Top 3 Tekno Berita Hari Ini lainnya di Tempo.co.
Topik tentang reaksi atas foto Puan Maharani menanam padi bersama petani saat hujan di Sleman menjadi berita terpopuler Top 3 Tekno Berita Hari.