
Meski Ogah Ikut, Ernest Prakasa Nilai Ikoy-ikoyan Banyak Manfaat dan Bukan Pamer
- by admin
Sutradara dan komika, Ernest Prakasa ikut bersuara mengenai tren ikoy-ikoyan yang pertama kali dicetuskan oleh Arief Muhammad. Ernest menganggap tidak ada yang salah dengan apa yang dilakukan oleh YouTuber dengan julukan Gubernur Bintaro ini.
“Menurut gue, Arief enggak salah. Intinya gini… lo kalau ngerasa ini fun, buat lucu-lucuan doang, gue bisa ngerti. Tapi lu juga harus bisa ngerti kalau orang kesel. Lu bayangin aja yang followers-nya banyak, isi DM ama comment-nya ikoy-ikoy. ‘Kan nyebelin, “ujar Ernest dalam unggahan video di halaman Instagramnya, Rabu 4 Agustus 2021.
Ernest memilih tidak ikutan tren itu, karena dia beropini, tiap orang punya cara bersedekah atau berbagi yang beda-beda. Bagi Ernest, apa yang dilakukan Arief lebih banyak manfaat daripada mudarat. “Gue pribadi lebih senang diam-diam. Orang enggak perlu tahu kalau gue ada kegiatan sosial, enggak ingin orang tahu. Tapi itu gue. ‘Kan beda-beda,” ujarnya.
Sebelumnya, influencer Arief Muhammad membuat geger media sosial Tanah Air dengan permainan ikoy-ikoyan. Hanya dalam sehari, ia mengeluarkan uang ratusan juta rupiah untuk dibagikan kepada para pengikutnya. Ikoy-ikoyan sebenarnya cara Arief memanggil asisten pribadinya yang bernama Rizqi Fadillah. Rizqi yang memiliki panggilan Ikoy ini akan diminta Arief mentransfer sejumlah uang kepada pengikut yang dipilihnya.
Menurut Ernest, jika Arief memilih memamerkan caranya berbagi, hal itu tidak bisa disebut riya. Apa pun penilaian orang terhadap kegiatan itu, kata dia, jauh lebih banyak manfaatnya. “Itu hal bagus untuk berbagi. Tapi ya itu, lu enggak bisa berharap semua orang berpendapat itu hal baik untuk dilakukan,” ujarnya menambahkan.
Suami Meira Anastasia ini meminta kepada netizen untuk tidak menghakimi figur publik yang tidak mau mengikuti tren ini. Ia juga meminta kepada rekan-rekan sesama figur publik untuk bersabar.
“Kita lagi ada di era yang sulit, berat buat semua orang. Buat gue, kalau kita masih ada di posisi nyaman untuk memenuhi kebutuhan, hidup sehari-hari, hal terakhir yang bisa kita lakukan adalah mentolerir orang-orang yang melakukan effort meminta bantuan,” kata Ernest Prakasa.
DEWI RETNO
Ernest Prakasa memilih tidak ikutan tren ikoy-ikoyan, karena tiap orang punya cara bersedekah atau berbagi yang beda-beda.