Lawan Kartel Kremasi Jenazah Covid-19, Jusuf Hamka: Ringankan Beban yang Berduka

Pengusaha Jusuf Hamka menyoroti adanya kartel kremasi yang terjadi beberapa waktu belakangan terhadap jenazah Covid-19. Harga yang ditetapkan sangat jauh dari biasanya hingga mencapai Rp 80 juta.

Pria yang juga menjadi Pembina Yayasan Daya Besar Krematorium atau yang sudah berganti nama menjadi Krematorium Dr Aggi Tjetje SH Cilincing, Jakarta Utara mengaku terkejut sekaligus prihatin dengan keadaan tersebut. “Saya merasa ini di luar nalar saya, ada orang yang kejam begini, apa iya sampai puluhan juta?” kata Jusuf Hamka di kanal YouTube Deddy Corbuzier yang tayang pada Sabtu, 24 Juli 2021.

Hingga akhirnya ia meminta pengurus krematorium milik peninggalan kakaknya itu menerima jenazah Covid-19 dengan memberikan harga yang lebih wajar dan masuk akal. Hingga akhirnya disepakati Rp 7 juta untuk kremasi jenazah Covid-19. Harga tersebut memang lebih mahal dari kremasi biasanya karena para petugas membutuhkan peralatan lebih yang sesuai dengan protokol kesehatan untuk mengkremasi jenazah Covid-19.

Menurutnya, selain kremasi, masih banyak pihak-pihak yang memanfaatkan keadaan untuk mencari keuntungan. Rumah duka, ambulans, guci penyimpanan abu kremasi, hingga biaya sewa kapal untuk pelarungan abu kremasi juga ikut naik. Jusuf Hamka mengaku bersedia membantu masyarakat yang kesulitan untuk memakamkan anggota keluarga maupun kerabatnya karena adanya kartel ini. Ia rela memberikan tanah seluas 10 hektar di Rorotan untuk dijadikan sebagai makam.

“Kalau sampai nanti saudara-saudara kita, baik yang Muslim, Kristen, Buddhist, Hindu butuh pemakaman dan dipersulit, kena kartel lagi, saya akan kasihkan tanah saya dengan harga sama seperti kremasi,” katanya. Awalnya ia mengaku ingin memberikannya secara gratis. Namun berkat masukan dari teman-temannya, tarif tersebut ditetapkan untuk membayar jasa para petugas yang menggali kubur dan merawat makam.

Pria yang kerang disapa Babah Alun ini juga akan memberikan fasilitas secara gratis bagi mereka yang tidak mampu secara ekonomi. Namun tidak dipungkiri masih banyak keluarga yang meyakini kalau mereka masih mampu maka mereka akan tetap membayarnya sendiri. Ia berharap tidak ada lagi yang memanfaatkan momentum ini untuk keuntungan pribadi. “Tobat-tobatlah semua. Saya bukannya kejam tapi saya bantu meringankan beban pemerintah dan beban keluarga yang sedang berduka, kita bukan mau sok-sokan,” katanya.

Sebelumnya, Jusuf Hamka membuat video yang menyatakan bahwa ia ingin melawan kartel kremasi. Ia miris mendengar kabar tarif kremasi jenazah Covid-19 saat ini mencapai Rp 80 juta. “Hati saya gelisah dan marah, karena ternyata krematorium- krematorium tersebut membentuk KARTEL dan menaikkan harga sampai dengan Rp 20 juta- 50 juta, bahkan sd Rp 80 juta, sungguh diluar nalar saya. Kok tega-teganya mereka memeras dari orang-orang yang sedang berduka,” tulisnya pada keterangan video di Instagram pada Senin, 19 Juli 2021.

Jusuf Hamka juga menyampaikan beberapa hal yang perlu dipenuhi jika ingin menggunakan jasa di krematorium yang dibinanya secara gratis. “Memiliki Kartu Tanda Penduduk Provinsi DKI Jakarta dan Surat Keterangan tidak mampu dari Kelurahan atau membawa Surat dari Kelenteng Kim Tek Ie atau Vihara Dharma Bhakti di Petak Sembilan. Nanti di sana cukup membawa Surat Keterangan (Kematian) dari dokter,” tulisnya.

Selain kremasi, menurut Jusuf Hamka masih banyak pihak-pihak yang memanfaatkan keadaan untuk mencari keuntungan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *