Bantu Pasien Kanker Atasi Hambatan dalam Mendapatkan Perawatan Melalui Edukasi Menyeluruh

Kanker merupakan penyakit yang ditakuti karena bersifat ganas dan bisa berujung pada kematian. Sayangnya, pasien dengan penyakit kanker masih memiliki hambatan dalam mendapatkan perawatan. Hambatan ini dapat berupa kesulitan memahami informasi medis, navigasi sistem perawatan kesehatan yang rumit, mengatasi beban emosional hingga finansial yang signifikan.

"Kadang kadang atau sering, pasien itu dengan dokternya punya waktu yang sangat terbatas pada saat mereka konsultasi," ungkap Direktur Utama Rumah Sakit Kanker Dharmais, Raden Soeko Werdi Nindito Daroekoesoemo dalam Konferensi Pers di Jakarta, Jumat (3/5/2024). Belum lagi pemahaman pasien tentang kanker beserta penanganannya, tentu tidak sama dengan tenaga kesehatan. PLN dan TVRI Jawa Barat Sinergi Edukasi Energi melalui Kegiatan Media Visit

Jepang dan Pusat Bantu Atasi Abrasi Karangasem, Pesisir yang Tergerus Ombak Akan Ditambah Pasir Lagi 10 Bahan Makanan yang Wajib Dihindari karena Sebabkan Kanker dalam Jangka Panjang Lahirkan Generasi Cari_aman Sumut, Honda Edukasi Pelajar SD Galang

Miracle Aesthetic Clinic Batam Luncurkan Perawatan, Promo Spesial Launching Skincare Solusi Formulasi Dokter Hadirkan Seri Produk Terbaru Untuk Perawatan Tanggapi Video Viral Pasien DBD Membludak di IGD, RSUD Bekasi: Pasien Rawat Inap Naik 90 Persen

Melanjutkan Pendidikan Anak Putus Sekolah Melalui SMP Terbuka Situasi ini justru membuat kebingungan pada pasien akan penyakitnya serta bagaimana perawatannya. Oleh karena itu, hadirlah konsep Navigator Pasien Kanker (Napak).

Konsep ini dirancang untuk menghilangkan hambatan pasien dalam mendapatkan skrining, diagnosis, pengobatan dan perawatan paliatif yang tepat waktu. Dibangun oleh Roche, RS Kanker Dharmais dan Tata Memorial Centre, program ini menarik dua puluh satu peserta selama setahun terakhir. Peserta merupakan lulusan dari enam rumah sakit negeri dan satu rumah sakit swasta di Indonesia.

Soeko menyebut bahwa Napak nantinya berperan sebagai keluarga pasien di rumah sakit. "Kita berpikir bahwa harus ada orang yang jadi keluarganya pasien di rumah sakit. Jadi dia (pasien) feel comfortable," sambungnya. Para pasien kanker akan mendapatkan pendampingan dan edukasi menyeluruh dari anggota Napak.

Dukungan ini tentu bakal membantu pasien memahami kondisi mereka Mulai dari membuat keputusan yang tepat terkait pengobatan, dan mengakses layanan yang tersedia bagi mereka. Diketahui 21 tenaga kesehatan yang terdiri dari dokter, perawat hingga psikolog ini, selama masa pelatihan sudah membantu 1.800 pasien kanker.

Selain ada di RS Kanker Dharmais, pelatihan untuk para Navigator Pasien Kanker juga telah dilaksanakan di 7 rumah sakit. Di antaranya RS Umum Pusat Dr M Djamil, Padang; RS Umum Pusat dr Mohammad Hoesin, Palembang; RS Umum Pusat Fatmawati, Jakarta; RS Umum Pusat Persahabatan, Jakarta; dan RS Umum Pusat Dr Sardjito, Yogyakarta. Artikel ini merupakan bagian dari

KG Media. Ruang aktualisasi diri perempuan untuk mencapai mimpinya.

Kanker merupakan penyakit yang ditakuti karena bersifat ganas dan bisa berujung pada kematian. Sayangnya, pasien dengan penyakit kanker masih memiliki hambatan dalam mendapatkan perawatan. Hambatan ini dapat berupa kesulitan memahami informasi medis, navigasi sistem perawatan kesehatan yang rumit, mengatasi beban emosional hingga finansial yang signifikan. "Kadang kadang atau sering, pasien itu dengan dokternya punya waktu…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *